Klaim Budaya "Reog Ponorogo"
Tugas Ilmu Budaya Dasar
KLAIM BUADAYA “REOG PONOROGO”
Latar Belakang
Di era globalisasi ini semakin banyak masyarakat yang menganggap
kesenian khas daerah yang dalam hal ini adalah Reog Ponorogo hanya sebuah
kesenian masa lalu.Yang di anggap kesenian memanggil setan dengan aura mistis.
Dan
dalam kenyataannya semakin banyak masyarakat yang melupakan warisan kebudayaan
daerah, dalam hal ini adalah Reog Ponorogo karena semakin majunya hiburan .
Reog Ponorogo merupakan kesenian khas daerah Ponorogo yang pada
akhirnya akan luntur apabila tidak ada peran pemerintah dan seluruh elemen
masyarakat dalam melestarikan kesenian tersebut dan bahkan warga negara lain
yang notabene bukan merupakan kesenian khas daerah meraka malah mau
melestarikan peninggalan budaya masa lalu itu.
Dan dampaknya muncul kontroversi kalau negara tetangga mulai
mengakui kesenian khas daerah kita lalu bagaimana kita sebagai pemilik asli
dari kesenian khas daerah tersebut apakah kita hanya berdiam diri dan
membiarkannya terjadi begitu saja?padahal sebenarnya dizaman sekarang bukan
suatu upacara pemanggilan setan melainkan suatu sendra tari yang sangat menarik
untuk dipahami dan dipelajari. Namun apakah masyarakat zaman sekarang
mengetahui apa itu kesenian Reog Ponorogo?
Oleh karena itu makalah kesenian ini saya buat agar para pembaca
dapat mengetahui apa itu Reog Ponorogo dan menghimbau agar semua elemen
masyarakat khususnya para pemuda di Indonesia mau melestarikan kesenian khas
daerah mereka masing masing dan mungkin kalau bisa membawa kesenian tersebut ke
kancah internasional.
Analisis :
Negara
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Terdiri dari berbagai
suku bangsa, etnis, bahasa dan budaya. Dengan banyaknya kebudayaan yang ada
tidak menutup kemungkinan membuat Negara lain melakukan klaim atas warisan
leluhur kita. Itulah yang terjadi beberapa tahun silam atau mungkin masih
terjadi hingga saat ini. Klaim yang dilakukan Malaysia atas kebudayaan
Indonesia membuat rakyat Indonesia geram. Pasalnya tidak hanya sekali Malaysia
melakukan klaim tetapi terhitung tujuh kali. Berbagai macam protes dilakukan
masyarakat Indonesia. Menurut saya hal tersebut wajar dilakukan tetapi kita
juga harus melakukan instrospeksi diri masing masing. Apakah kita sudah menjadi
masyarakat yang bisa mencintai, melestarikan kebudayaan Indonesia?. Klaim yang
dilakukan Malaysia membuktikan bahwa Negara tersebut tidak memiliki cukup
kebudayaan untuk mereka tunjukkan kepada dunia. Dengan melakukan klaim
kebudayaan tersebut Malaysia dapat menarik perhatian wisatawan asing yang pada
akhirnya menambah pemasukan Negara mereka. Bila dilihat dari sisi netral (tidak
memihak pada salah satu Negara), kesalahan sebenarnya tidak hanya berasal dari
Negara Malaysia tetapi kita juga sebagai rakyat Indonesia. Saat ini kita sudah
terlalu jauh melupakan
yang
masuk ke Indonesia. Dari segi pakaian, makanan, bahasa,dan teknologi.
Globalisasi membuat kita lupa akan kebudayaan yang seharusnya dijunjung tinggi
sehingga dengan mudahnya Malaysia mencuri kebudayaan kita. Peristiwa ini
tentunya menjadi pelajaran yang berarti untuk kita sebagai rakyat Indonesia,
agar kita lebih menghargai, menomor satukan, melestarikan apa yang dimiliki
oleh Negara ini.
Kesimpulan
Reog
adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian
barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya.
Pada dasarnya ada lima versi cerita populer
yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah
satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng
Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit terakhir
yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari
pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun
melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan
sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela
diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak
muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak.
Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk
melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui
pertunjukan seni Reog, yang merupakan “sindiran” kepada Raja Bra Kertabumi dan
kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat
lokal menggunakan kepopuleran Reog
Sumber:
http://pikarustia.blogspot.co.id/2014/10/analisis-mengenai-klaim-malaysia-atas.html
Komentar
Posting Komentar